![]() |
| @Desa Akediri |
Pada masa lalu, wilayah yang sekarang menjadi Desa Akediri merupakan bagian dari jalur perlintasan laut dan perdagangan lokal antara kampung-kampung pesisir di Teluk Jailolo. Para pendatang dari berbagai latar belakang, baik dari suku asli Halmahera maupun para pedagang dari wilayah luar, seperti Ternate dan Tidore, ikut berperan dalam pembentukan struktur sosial dan budaya di desa ini.
Struktur masyarakat awal di Akediri dibentuk berdasarkan hubungan kekerabatan dan sistem adat yang kuat. Kepala adat (soa atau bobato) memainkan peran penting dalam mengatur kehidupan masyarakat sehari-hari, termasuk dalam hal pertanian, perikanan, dan musyawarah desa. Nilai-nilai gotong royong dan kerja sama antarwarga sudah menjadi tradisi yang mengakar sejak awal berdirinya desa ini.
Seiring masuknya sistem pemerintahan kolonial dan kemudian Republik Indonesia, Desa Akediri mulai mengalami penataan administratif. Berdasarkan pembaruan wilayah oleh pemerintah, desa ini resmi masuk ke dalam wilayah Kecamatan Jailolo. Proses tersebut turut membawa perubahan dalam bentuk pemerintahan desa yang lebih modern, seperti pengangkatan kepala desa secara resmi dan pembentukan lembaga desa lainnya.
Dalam konteks pembangunan, Desa Akediri terus mengalami perkembangan. Akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar mulai ditingkatkan, terutama sejak adanya program Dana Desa. Masyarakat mulai terbiasa dengan sistem perencanaan pembangunan yang partisipatif melalui musyawarah desa (Musdes).
Meskipun telah banyak mengalami perubahan, masyarakat Desa Akediri tetap menjaga warisan budaya dan tradisi leluhur mereka. Upacara adat, bentuk-bentuk kekerabatan, serta penggunaan bahasa lokal masih lestari di tengah arus modernisasi yang masuk ke desa.
Hingga tahun 2023, Desa Akediri memiliki luas wilayah sekitar 8,49 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 2.324 jiwa dan terbagi ke dalam 8 Rukun Tetangga (RT). Komposisi penduduk yang dinamis mencerminkan keterbukaan desa ini terhadap perubahan sekaligus komitmennya dalam mempertahankan nilai-nilai asli.
Perjalanan sejarah Desa Akediri menunjukkan sinergi antara kearifan lokal dengan semangat pembangunan modern. Ke depan, desa ini diharapkan menjadi contoh dalam mengelola potensi lokal secara berkelanjutan tanpa kehilangan jati dirinya sebagai salah satu desa bersejarah di Halmahera Barat.
